SEKILAS TENTANG PARIWISATA JAWA TENGAH

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau dengan 5 pulau besar, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan (Borneo), Sulawesi dan Papua. Wilayah membentang sepanjang 3.977 mil antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Tak heran jika Indonesia selalu memberikan kejutan-kejutan menyenangkan. Suatu negeri dengan kurang lebih 350 suku bangsa dan 483 bahasa yang dituturkan kelompok, golongan, etnis, dan suku yang berbeda-beda bersatu dalam kebangsaan, bangsa Indonesia. Di negara dengan pegunungan-pegunungan, pantai berpasir, sawah-sawah, flora berwarna-warni, fauna nan unik, keajaiban taman bawah laut yang luar biasa, serta hangatnya iklim tropis. Indonesia adalah destinasi wisata yang berharga di dunia. Sebagai negara republik, Indonesia dibagi menjadi 34 provinsi, salah satunya adalah Propinsi Jawa Tengah yang terletak tepat di tengah pulau Jawa.

Wilayah Provinsi Jawa Tengah

Secara administratif, Jawa Tengah ditetapkan sebagai salah satu Provinsi dengan Undang-Undang No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 263 Km dan dari utara ke selatan 226 Km (tidak termasuk pulau Karimunjawa). Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota dan luas wilayah sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa.

Provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan provinsi Jawa Barat di bagian Barat, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan provinsi Jawa Timur. Di sisi utara Laut Jawa, sedangkan sisi selatan berbatasan dengan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kawasan dataran rendah berada di sepanjang pantai utara. Sedangkan dataran tinggi berada di pusat Jawa Tengah dengan pegunungan yang membentang dan memanjang dari barat ke timur dengan garis pegunungan, seperti gunung Slamet setinggi 3.428 mdpl, gunung Perahu dengan puncak tinggi dari 2.585 mdpl, gunung Sindoro 3.315 mdpl, gunung berapi aktif (2.911 mdpl), gunung Merbabu dan gunung Merapi yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl, serta gunung Ungaran adalah 2.050 mdpl.

Sementara di sisi utara terdapat gunung Muria setinggi 1.602 mdpl. Di kaki-kaki gunung itu terdapat kawasan yang menyenangkan dan sejuk, dataran tinggi dengan panirama yang indah seperti Baturaden, Dataran Tinggi Dieng, Bandungan, Kopeng, Tawangmangu, Colo, dll. Selain gunung-gunung tersebut juga ada beberapa gunung kecil dan pegunungan kapur. Sedangkan sungai-sungai terbesar yang ada di Jawa Tengah adalah Sungai Serayu yang bersumber dari Dataran Tinggi Dieng dan sungai Bengawan Solo.

Iklim Di Jawa Tengah

Karena Jawa Tengah terletak di daerah beriklim tropis, provinsi Jawa Tengah memiliki suhu rata-rata minimum 21 derajat C dan maksimum 32 derajat C. Ada dua musim yaitu musim hujan yang terjadi antara bulan Oktober-April dan musim kering yang terjadi antara bulan April-Oktober.

Agama Di Jawa Tengah

Kebebasan menganut agama dilindungi oleh pemerintah diantara 6 agama yang diakui (Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Hindu dan Kong Hu Chu). Berdasarka prinsip lima sila Pancasila, meskipun berbeda agama, pengikut dari setiap agama hidup damai berdampingan dan menciptakan hubungan yang harmonis.

Masyarakat Jawa Tengah

Penduduk Jawa Tengah pada tahun 2011 tercatat orang-orang 32,6 juta orang menjadi provinsi ketiga terpadat di Indonesia. Untuk hidup, mereka bekerja sebagai petani, pedagang, pegawai negeri dan karyawan perusahaan swasta. Selain dari suku-suku asli, ada juga beberapa suku bangsa asing yang tinggal di provinsi Jawa Tengah. Kebanyakan dari mereka adalah Arab, Cina, Hindi dan Pakistan. Adapun untuk perempuan pribumi sebagian besar generasi tua mengenakan pakaian Kebaya. Sementara mereka yang remaja dan orang dewasa mengenakan pakaian modern seperti blouse dan rok atau celana. Adapun orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan memakai sarung dan kemeja. Orang Jawa terkenal dengan keramahan mereka, kesopanan, keramahan dan kebiasaan Jawa yang khas.

Bahasa Masyarakat Jawa Tengah

Bahasa resmi masyarakat Jawa Tengah adalah bahasa nasional yakni bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa sehari-harinya adalah bahasa Jawa yang terdiri dari beberapa dialek. Antara lain, bahasa yang diucapkan di Banyumas, Tegal, Pekalongan, Pati dan daerah Surakarta. Hanacaraka (Huruf Aksara Jawa) memiliki 20 huruf dasar. Sebagai pendamping, setiap suku kata memiliki pasangan kata untuk mengikuti suku kata mati atau tertutup.

tulisan jawa hanacaraka

Di dalam aksara Jawa juga dikenal huruf Kapital atau Aksara Murda untuk menulis nama gelar, nama diri, geografi atau lembaga. Struktur masyarakat Jawa dapat dilihat dari penggunaan kosakata dalam berkomunikasi antar satu orang dengan orang lainnya. Pada waktu menggunakan bahasa daerah, seseorang harus memperhatikan dan membedakan keadaan berdasarkan usia maupun status sosialnya.

Ditinjau dari tingkatannya ada 2 macam bahasa Jawa yaitu bahasa Ngoko dan bahasa Krama. Bahasa ngoko memiliki tingkatan paling rendah dan kurang sopan. Bahasa ini digunakan oleh anak-anak ke teman-teman sebayanya atau terhadap mereka yang golongan usianya lebih muda. Sedangkan bahasa Krama adalah tingkatan bahasa yang lebih halus dan sopan. Pengguna bahasa Krama mencerminkan budi pekerti.

Jateng Gayeng

jateng gayeng simbol logo

Jateng Gayeng adalah Logo Branding Jawa Tengah yang diluncurkan pada perayaan hari jadi ke 65 di Banyumas. Logo Jateng Gayeng terinspirasi dari modifikasi dari huruf Jawa yang menggambarkan karakter masyarakat yang mendukung dinamika perubahan modern namun tetap memegang teguh akar budaya Jawa. Tagline "Gayeng" berasal dari bahasa Jawa yang berarti menyenangkan dan menggembirakan. Kemudian warna merah menggambarkan energi, semangat, kekuatan dan pertumbuhan. Jawa Tengah adalah tempat yang strategis dan menyenangkan untuk segala sektor kehidupan.

Simbol Daerah Flora Jawa Tengah

maskot visit jawa tengah jateng

Ada banyak jenis tanaman tropis di Jawa Tengah. Mereka dibagi menjadi 3 kelompok: persawahan sebagai penghasil padi, jagung, sayuran dan lain-lain, seperti kubis, wortel, bawang merah, bawang putih, kentang. Tanaman industri seperti tembakau, tebu, kapas, teh, coklat, keapa sawit, dll. Ada juga berbagai jenis bunga tropis yang tumbuh dengan baik di provinsi Jawa Tengah misalnya mawar, melati, kenanga, anggrek, bunga matahari, dll. Campuran bunga melati, kenanga dan kantil ini disebut sebagai "Kembang Telon" bisasnya digunakan sebagai bagian dari ritual yang dilakukan oleh orang Jawa. Mawar sering digunakan ketika mengunjungi pemakaman. Provinsi Jawa Tengah telah memilih Bunga Kantil (Michella Alba) sebagai bunga identitas provinsi Jawa Tengah.

Fauna Di Jawa Tengah

Hewan-hewan yang ditemukan di Jawa Tengah tidak jauh berbeda dari binatang yang ditemukan di kawasan Asia lain, seperti berbagai jenis burung dan mamalia. Burung-burung terdiri dari Gelatik, dara / merpati, Kutilang, Jalak, ayamhutan dengan bulu dan suara yang indah. Selain itu ayam, kambing, domba, kerbau, sapi dan kuda yang dijinakkan penduduk. Unggas yang paling terkenal adalah "Ayam Kedu" yang seluruh tubuhnya berwarna hitam. Harganya relatif tinggi. Jawa Tengah juga terdapat binatang buas seperti babi hutan (hutan bayi), rusa, monyet, harimau dan ular. Untuk merayakan Hari Lingkungan Hidup Dunia 1990, "Kepodang" telah dipilih sebagai Identitas Jawa Tengah.

Sejarah Jawa Tengah

Sejak abad 7 banyak terdapat pemerintahan kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah (Central Java) seperti: Kerajaan Budha Kalingga, Kerajaan Hindu yang lahir di daerah Medan (732 M) dan kerajaanMataram Budha yang membangun candi-candi seperti Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Kalasan, dll selama pemerintahan Dinasti Syailendra.

Pada abad 16 setelah runtuhnya kerajaan Majapahit Hindu, kerajaan Islam muncul di Demak. Sejak itulah agama Islam disebarkan di Jawa Tengah. Setelah kerajaan Demak runtuh, berdirilah kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Djoko Tingkir atau Sultan Adiwijaya. Setelah kerajaan Pajang runtuh, Sutowijaya yang memperoleh hadiah tanah Mataram dari Sultan Adiwijaya pun mendirikan Kerajaan Mataram Islam.

Di pertengahan abad 16 bangsa Portugis dan Spanyol datang ke Indonesia dalam usaha mencari rempah-rempah yang akan diperdagangkan di Eropa. Pada saat yang sama, bangsa Inggris dan kemudian bangsa Belanda juga tiba di Indonesia. Kedatangan bangsa Belanda lambat laun berubah dari tujuan awal. Mereka mengeruk kekayaan Indonesia dengan mempekerjakan rakyat Indonesia termasuk penduduk Jawa Tengah dan bertindak sewenang-wenang di segala aspek kehidupan.

Di awal abad 18 terjadi perselisihan di antara keluarga kerajaan Mataram untuk memilih raja baru. Karena adanya campur tangan pemerintah kolonial Belanda akhirnya pertikaian ini diselesaikan dengan Perjanjian Gianti pada tahun 1755. Kerajaan Mataram pun terbagi menjadi dua kerajaan yang lebih kecil yaitu Surakarta Hadiningrat atau Kraton Kasunanan di Surakarta (masuk ke dalam wilayah Jawa Tengah) dan Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kraton Kasultanan di Yogyakarta.

Jawa Tengah Sebagai Pusat Budaya Jawa

Jawa Tengah tak diragukan lagi sebagai salah satu pusat peradaban Jawa. Bukti-bukti peradaban ini masih ditemukan, tidak hanya pada peninggalan arkeologi seperti candi Hindu dan Buddha, tetapi juga kerajinan, seni musik dan tarian dan kebiasaan sehari-hari masyarakat yang bergerak secara alami.

Musik Tradisional Jawa Tengah

Alat musik tradisional Jawa Tengah yang dikenal luas adalah Gamelan. Gamelan Jawa merupakan paduan dari saron, bonang, kendang, gong, gambang, siter dan masih banyak lainnya. Musik yang dihasilkan umumnya berirama lembut.

Seni Tari Jawa Tengah

Dalam seni tari yang ada di Jawa Tengah terdapat 3 jenis tari yaitu tari Klasik (Tari Bedhaya, Tari Gambyong, Tari Srimpi, dll), Tari Tradisional (Kuda Lumping, Jathilan, Kethek Ogleng, Sinter, dll) dan Tari Kreasi Baru (tarian prajurit, ronggeng, dll)

Warisan Budaya Dunia Dari Jawa Tengah

Batik

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan "malam" untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia sebagai keseluruhan teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009.

Di Indonesia batik dipercaya sudah ada sejak zaman Majapahit dan menjadi sangat populer pada akhir abad 18 atau awal 19. Batik yang dihasilkan merupakan batik tulis sampai dengan abad 20. Batik Cap baru dikenal setelah Perang Duni 1 atau sekitar tahun 1920-an. JLA Brandes (arkeolog Belanda) dan FA Sutjipto (Sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli Indonesia.

GP Rouffaer melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal jejak abad ke 12 di Kediri Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, kemudian berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detail ukuran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan Buddhis dari Jawa Timur abad ke 13.

Tradisi batik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kalau suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Sedangkan ragam corak dan warna batik mendapat pengaruh dari luar seperti pedagang asing hingga para penjajah, seperti warna merah merak dan corak phoenix dipopulerkan oleh pendatang dari Tiongkok atau warna biru dan corak gedung / kereta yang dibawa oleh penjajah Belanda. Namun demikian batik tradisional tetap mempertahankan coraknya dan digunakan pada upacara-upacara adat.

Wayang

Wayang berasal dari kata Wayangan yaitu tokoh sumber ilham dalam menggambar wujud tokoh dan cerita sehingga bisa tergambar jelas dalam batin si penggambar karena sumber aslinya telah hilang. Wayang merupakan bentuk teater tradisional yang paling tua. Pada masa pemerintahan Raja Balitung (898-910 M) telah ada petunjuk adanya pertunjukan wayang seperti yang tertulis dalam prasasti tahun 907 M. Wayang juga telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda.

Sedangkan kerajinan wayang yang terbuat dari kulit menonjolkan unsur artistik tingkat tinggi karena keterampilan ini membuat perkamen yang digunakan, cetak dan diseduh dengan banyak kerumitan dan rinci menekan keluar dari kulit untuk memungkincan cahaya dapat memantulkan obyek wayang yang dikehendaki. Anda dapat melihat para seniman di tempat kerja di lima tempat utama yaitu Surakarta (Solo). Sukoharjo, Klaten (Tatah Sungging), Wonogiri, Sragen, (Wayang Beber) dan Boyolali.

Keris

Keris adalah salah satu karya nenek moyang bangsa Indonesia. Pembuat keris menggunakan teknik tempa yang cukup rumit. Saat kebudayaan Jawa mendapat pengaruh kebudayaan India, masyarakat Jawa kuno memandang logam penuh dengan makna simbolik. Keris telah terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya tak benda sejak tahun 2005 namun diperbarui pada tanggal 4 November 2008.

Kerajinan Khas Jawa Tengah

Kain Tenun Lurik

Lurik adalah tenun tekstil yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Kain tenun ini cocok untuk pakaian atasan, tempat tidur, sarung ataupun selimut. Dapat juga sebagai hiasan rumah yang dapat digantungkan di dinding. Lurik dapat ditemukan di desa Troso, yang dikenal sebagai "Lurik Troso" di kabupaten Jepara dan daerah Pedan Kabupaten Klaten.

Kerajinan Pahat Batu Jawa Tengah

Terletak di jalan utama menuju Muntilan dari Borobudur atau Magelang. Banyak terdapat kerajinan pahat batu yang memproduksi patung-patug klasik, tokoh atau hewan, hiasan air mancur, ornamen, hingga peratan dapur seperti cobek. Sedangkan kerajinan pahat batu akik dapat dijumpai di lokasi Wisata Sangiran Kabupaten Sragen.

Kerajinan Logam / Tembaga / Kuningan

Jawa Tengah memproduksi aneka kerajinan logam, termasuk pengecoran besi, kuningan, tembaga dan perak. Industri kerajinan tembaga dan kuningan dapat ditemui di desa Tumang Boyolali, Juwana Pati, Temanggung dan Rembang. Para pengrajin tembaga menghasilkan lampu berdiri, vas, gong mini, furnishing, dll. Sedangkan kerajinan gamelan dan keris terdapat di desa Wirun Sukoharjo.

Kerajinan Furniture Dan Pahat Kayu

Daerah Tahunan atau desa Mulyoharjo di kabupaten Jepara terkenal sebagai pusat furniture dan ukiran kayu berkualitas yang sangat diminati hingga pasar luar negeri.. Kabupaten Blora memproduksi kerajinan bubut kayu jati atau Gembol.

Keramik

Pusat kerajinan keramik yang sangat menawan berlokasi di kecamatan Klampok Kabupaten Banjarnegara, Desa Melikan Kabupaten Klaten, dan Desa Malahayu Kabupaten Brebes yang memproduksi aneka guci, periuk dan hiasan rumah lainnya.

Posting Komentar

CHAT WHATSAPP
085 290 682 990